Sibuknya jiwa ini mengurusi dunnia.
Seakan-akan lupa bahwa kehidupan yang kekal berada di akhirar.
Begitu pentingkah kehidupan di dunia?.
Dalam sholat pun sampai lupa jumlah rokaat.
Dunia fana yang bersifat sementara.
Begitu serius menekuninya.
Namun…..
Tatkala di Tanya perihal sesalnya di dunia.
Ia enggan untuk menjawabnya.
. Berangkat gelap pulang pun gelap.
Terhadap aturan tuhannya pun tak taat.
Tubuh ini bak seorang raja.
Lupa, bahwa semuanya kuasa yang maha esa.
Mati-matian mengejar dunia.
Hingga tak sempat belajar agama.
Sibuk bekerja menumpuk harta.
Sampai sholat pun lupa terlewat ke berapa.
Angan-angan hidup hingga tua.
Padahal ajalnya menunggu di depan mata,
Lubang sempit tanpa udara yang di taburi bunga.
Malaikat bertanya,tapi lisan bungkam seribu Bahasa.
by Angga Ardiansyah XI IPA