Terlambat Kudengar Suara Buku
Dulu, kuanggap lembaran itu sunyi,
tak sepenting layar yang berseri.
Deretan huruf kupandang sepi,
tak kusangka, kini kucari-cari.
Saat lonceng sekolah berdentang,
kupilih jalan lain, tak berpulang.
Kubilang: “Masih ada waktu panjang,”
padahal waktu terus menghilang.
Guru pernah menegur lembut,
“Ilmu itu pelita, bukan rebut.”
Tapi kupilih mimpi semu,
dan menutup mata dari yang perlu.
Kini, pena terasa berat digenggam,
tiap soal jadi jurang kelam.
Kutengok kembali masa lalu kelam,
berharap bisa mengubah yang telah padam.
Andai waktu sudi kembali sebentar,
akan kupeluk buku, tak akan gentar.
Kukan tulis mimpi dengan sabar,
agar tak lagi hidup dengan sesal yang hambar.
by Sintiya Nuriyanti