Tidak ada teman yang sempurna

Madrasah Aliyah Nurul Amin

“Tidak ada teman yang sempurna”

MA Nurul amin Rojopolo
Sabtu, 23 Agustus 2025

Perhatikan perkataan dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه، وينسى الجذل- أو الجذع – في عين نفسه

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya”
(Adabul Mufrad)

Jika semua orang salah di mata, berarti ada yang perlu di perbaiki pada hati, karena sifat ini membuatnya tidak akan punya teman dan
tidak akan merasakan nikmatnya persahabatan,

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,

ﻣﻦ ﻃﻠﺐ ﺃﺧﺎ ﺑﻼ ﻋﻴﺐ، ﺻﺎﺭ ﺑﻼ ﺃﺥ

“Barang siapa mencari teman yang tidak memiliki aib, sungguh ia akan hidup sendiri tanpa teman”
(Sya’bul Iman)

Seseorang tidak boleh sudah merasa baik karena kalau sudah merasa baik
sulit untuk di perbaiki dan memperbaiki,

Inilah hakikat dari tawaadhu’ selalu merasa diri belum baik dan merasa orang lain lebih baik dari dirinya,

Abdullah Al Muzani rahimahullah berkata,

إن عرض لك إبليس بأن لك فضلاً على أحد من أهل الإسلام فانظر، فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالإيمان والعمل الصالح فهو خير مني، وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني، فإنك لا ترى أحداً من أهل الإسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك.

“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, “Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku, Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, “Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa di banding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku, Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu”
(Hilyatul Auliya’)

Dengan merasa tidak lebih baik, mulia dari orang lain, seorang yang tawaadhu’ akan berusaha memuliakan orang lain karena menganggap orang lain lebih baik serta ia tidak mudah meremehkan orang lain. Sikap ini akan memudahkan ia berinteraksi dan melahirkan ahklak yang mulia. Berusaha terus memperbaiki dirinya dan meningkatkan kualitas diri karena ia merasa ada yang perlu di tingkatkan.

Semoga bermanfaat..

by Sukar

Bagikan:

Tags

Baca Juga