“Hati”
MA Nurul Amin Rojopolo
Rabu, 23 April 2025
Hati di namai ‘Qalb’ (قلب ) karena mudahnya berbolak balik, terkadang bahagia, terkadang sedih, di pagi hari beriman, di sore hari berubah kufur dan seterusnya itulah sifat hati.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إنَّما سُمِّيَ القلبَ من تَقَلُّبِه ، إِنَّما مَثلُ القلبِ مَثَلُ رِيشَةٍ بالفلاةِ ، تَعَلَّقَتْ في أصْلِ شجرةٍ ، يُقَلِّبُها الرّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ
“Sesungguhnya hati di namai ‘al-Qalb’ karena mudah berbolak-balik, dan sesungguhnya perumpamaan hati itu seperti bulu yang berada di tanah lapang, menempel di batang pohon, yang di bolak-balikkan oleh angin”
Maka perhatikan hati ini, jangan sampai terjangkiti oleh penyakit hati atau penyebab matinya hati. Bisa jadi yang tadinya beriman kemudian di sore hari kufur akibat penyakit atau penyebab yang menimpanya.
Umar bin Al-Khaththab radhiallahu anhu berkata:
“من كثر ضحكه قلت هيبته، ومن مزح استخف به، ومن أكثر من شيء عرف به، ومن كثر كلامه كثر سقطه، ومن كثر سقطه قل حياؤه، ومن قل حياؤه قل ورعه، ومن قل ورعه مات قلبه”.
“Barang siapa banyak tertawa maka akan berkurang kewibawaannya”
“Siapa yang (banyak) bercanda maka ia akan di remehkan dengan sebab candaannya”
“Siapa yang memperbanyak (sering) melakukan suatu hal tertentu maka ia akan di kenal dengannya”
“Dan siapa yang banyak bicara maka banyak salahnya, siapa yang banyak salahnya maka sedikit rasa malunya, siapa yang sedikit rasa malunya maka sedikit sifat wara’nya, dan siapa yang sedikit sifat wara’nya maka akan mati hatinya”
Dan maksud dari sifat wara’ adalah :
“Meninggalkan apa-apa yang engkau khawatirkan madharatnya di akhirat”
Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengumpulkan seluruh sifat wara dalam satu kalimat dalam haditsnya:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ” حديث حسن رواه الترمذي.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Merupakan kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak selayaknya”
(HR. Tirmidzi)
Semoga bermanfaat..
by Sukar